TEMAN YANG SEMPURNA*
Al-Fudhail bin 'Iyadh rahimahullah berkata,
من طلب أخا بلا عيب، صار بلا أخ
"Barangsiapa mencari teman yang tidak memiliki aib, sungguh ia akan
hidup sendiri tanpa teman."
Ketahuilah wahai saudaraku -semoga Allah senantiasa menjagamu-,
Sesungguhnya "persaudaraan" bukanlah semata-mata sebuah slogan,
akan tetapi "persaudaraan" adalah suatu akhlak yang bersumber dari
dalam jiwa.
Kita semua butuh untuk saling menasehati.
Memegang teguh adab di antara kita merupakan perkara yang penting demi kelanggengan
dan kelangsungan sebuah persaudaraan.
Jangan engkau menyangka akan mendapatkan seorang teman yang tidak pernah
terjatuh dalam kesalahan.
Jika aku terjatuh dalam kesalahan terhadapmu, maka dimanakah sifat pemaafmu?
Allah ta'ala berfirman,
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ
النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” [Ali Imron: 134]
Apakah engkau telah mencarikan udzur/alasan buatku ketika sampai kabar
kepadamu bahwa aku telah terjatuh dalam kesalahan terhadapmu?
Aku menduga engkau akan mendatangiku dan menasehatiku (terhadap
kesalahanku) serta mendoakanku agar tetap istiqomah.
'Amir bin 'AbdilQois berkata,
الكلمة إذا خرجت من القلب، وقعت في القلب، وإذا خرجت
من اللسان لم تجاوز الآذان
"Suatu ucapan (nasehat) ketika keluar/bersumber dari hati, maka
pengaruhnya sampai ke hati. Apabila ucapan tersebut hanya keluar dari mulut
maka (pengaruhnya) tidak akan melebihi telinga." [Lihat Kitab Washooyaa
Al-Aabaa lil Abnaa]
Akan tetapi aku terkejut, ketika aku mengetahui bahwa engkau telah berbicara
terhadap harga diriku dan telah menggibahiku.
Sungguh mengherankan perbuatanmu!
INIKAH "NILAI PERSAUDARAAN" YANG ENGKAU PAHAMI?
Abu Qilabah rahimahullah berkata,
إذا بلغك عن أخيك شيء تكرهه فالتمس له عذرا، فإن لم
تجد له عذرا، فقل: لعله له عذر لا أعلمه
"Jika sampai kepadamu suatu berita yang engkau benci dari saudaramu,
maka carikanlah udzur/alasan, jika engkau tidak mendapatkan udzur/alasan
untuknya, maka katakanlah: Mungkin saja dia memiliki alasan yang aku tidak
ketahui." [Lihat kitab Raudhatul 'Uqolaa]
Sesungguhnya hubungan sesama manusia membutuhkan kesabaran yang besar.
Jiwa manusia secara fitrah terdapat padanya kekurangan, kebodohan dan
kedzoliman.
"MAKA JADILAH ENGKAU: PRIBADI YANG MEMILIKI AKHLAK YANG TERPUJI".
Sesungguhnya bersabar terhadap teman-teman, merupakan tabi'at/sifat
orang-orang yang mulia.
Orang yang bersabar terhadap teman-teman adalah orang yang mampu memikul,
memahami dan mema'afkan kesalahannya, melupakan kejelekannya serta mencarikan
udzur/alasan untuk mereka.
Jangan engkau menunggu dan berharap (sampai) aku mengucapkan terima kasih
atas kebaikanmu, sungguh aku telah lupa perkara tersebut.
Janganlah engkau mencari seseorang/teman yang sempurna (tidak pernah
terjatuh dalam kesalahan), sesungguhnya KESEMPURNAAN hanya milik Allah semata.
Berkata sebagian orang bijak:
"Barangsiapa yang mencari teman yang tidak memiliki aib/kekurangan maka
hendaklah ia hidup seorang diri.
Barangsiapa yang mencari seorang alim ulama yang tidak pernah tergelincir
dalam kesalahan maka hendaklah ia hidup dalam kebodohan.
Barangsiapa yang mencari seorang teman tanpa mau mengerti dan memahami
kesalahannya hendaklah ia berteman dengan penghuni kuburan."
BETAPA INDAHNYA JIKA HUBUNGAN DIANTARA KITA SEMATA-MATA TULUS KARENA ALLAH
TA'ALA!
Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang saling mencintai di atas
kemuliaan-Mu dan naungilah kami di atas naungan-Mu, di hari yang tidak ada lagi
naungan kecuali naungan-Mu (naungan arsy Allah Rabbul'izzah)
Penulis: Ustadz Abu 'Abdillah Al-Bugisy hafizhahullah, Yaman.
Sumber: Group WA An-Nashihah.
*Dengan sedikit editan dari Ust. Sofyan Chalid
Ruray hafizhahullah, semoga bermanfaat insya Allah ta'ala.
Minggu, Juni 01, 2014
Hakikat Teman Yang Sempurna
Label:
Hakikat Kehidupan
Al-Ustadz Muhammad Umar As-Seweed حفظه الله
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menguatkan janji Allah Subhanahu wa Ta'ala itu dengan sabdanya :
ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللهِ عَوْنُهُمْ الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ، وَالْمُكَاتَبُ الَّذِي يُرِيْدُ الاَدَاءَ وَ النَّاكِحُ الَّذِي يُرِيْدُ الْعَفَافَ
"Ada tiga golongan manusia yang berhak mendapat pertolongan Allah. Yaitu, mujahid fi sabilillah, budak yang menebus dirinya supaya merdeka, dan orang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar