Ketika
seseorang keluar rumah dengan pakaian robek atau terbalik dalam keadaan ia
tidak sadar, maka ia akan merasa biasa-biasa saja sekalipun banyak orang yang
memandangnya sinis dan tersenyum kepadanya. Tetapi ketika ia menyadari hal itu,
maka muncullah rasa malu. Sehingga ia berusaha menutupi tubuhya yang
terlihat dan segera mengganti pakaiannya.
Tapi
suatu hal yang aneh, adanya sebagian wanita yang mengetahui bahwa bajunya robek
(baca: berlubang atau terbelah), bahkan auratnya terlihat, sedang ia merasa biasa
biasa saja, dan merasa bangga dengan pakaiannya tersebut?! Wanita seperti
ini sudah jelas bahwa ia adalah orang yang tak tahu malu.
Inilah
pemandangan yang setiap hari berlalu di mata kita, adanya wanita-wanita
muslimah yang tidak merasa malu lagi memperlihatkan aurat mereka. Perlu
diketahui bahwa aurat seorang wanita menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, mulai
dari kepala sampai kaki. Semua ini harus dan wajib ditutup oleh seorang wanita
muslimah yang sadar dan sehat akalnya.
Sebuah
realita yang pahit, para remaja putri kita tidak lagi risih berjalan di
tempat-tempat umum denganpakaian ketat, rok mini dan
kaos you can see. Mereka telah terseret jauh oleh badai
moderenisasi, sehingga tidak lagi mengenal aturan agamanya. Padahal pakaian
adalah nikmat yang Allah -Ta’ala- telah turunkan untuk
menutupi aurat manusia. Allah berfirman,
“Hai
anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup
auratmu, dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa, itulah yang
paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan
Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat”. (QS. Al-A’raf : 26)
Al-Imam
Al-Hafizh Abul Fida’ Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy -rahimahullah- berkata dalam menafsirkan ayat ini, “Allah
–Tabaaroka wa Ta’ala- memberikan anugrah kepada para hambanya dengan sesuatu
yang Allah ciptakan bagi mereka berupa pakaian (penutup aurat) dan pakaian
keindahan. Pakaian yang tersebut disini untuk menutupi aurat”. [Lihat Tafsir
Ibnu Katsir (3/399-400)]
Allah
memberikan dua pakaian bagi anak Adam: pakaian yang menutupi aurat, dan pakaian
keindahan. Pakaian penutup aurat, inilah yang disebut “jilbab” bagi
wanita yang menutupi aurat mereka dari kepala sampai ke ujung kaki, sebab aurat
wanita adalah seluruh tubuhnya. Adapun pakaian keindahan bagi wanita, maka ia
tak menampakkannya, kecuali kepada mahramnya, seperti suami, anak, ayah, kakek,
dan pamannya. Pakaian keindahan ini tidak ia tampakkan di hadapan semua
orang. Seorang muslimah jika keluar rumah, maka ia menggunakan jilbab besar
lagi panjang dan lebar, serta menutupi semua jasadnya. Jilbab wanita muslimah
tak boleh pendek, ketat, transparan, atau mengundang perhatian kaum lelaki.
Sebuah
kenyataan pahit, kini mode sudah menjadi gaya hidup manusia moderen. Jika tidak
mengikuti gaya busana yang lagi berkembang berarti tidak modern, tidak modern
berarti primitif alias kampungan. Ini menurut persangkaan para penyembah mode!! Oleh
karenanya, para remaja muslimah berlomba-lomba memperlihatkan paha dan betis,
serta dada mereka untuk bebas dari cap “kampungan” dan “kuper
(kurang pergaulan)”.
Dalam
keseharian, kita menemukan wanita muslimah yang menjual harga dirinya hanya
untuk kesenangan hawa nafsu, mau dipuji, dipuja dan disanjung sebagai wanita
seksi lagi cantik. Mereka memperlihatkan aurat kepada siapa saja yang berminat,
tanpa imbalan sepersenpun demi mencari popularitas sebagai sosok wanita modern
yang seksi dan sebagai sosok yang maju.
Memang
banyak yang akhirnya tampil modis, cantik dan seksi, sehingga banyak kaum
lelaki yang berdecak kagum, bahkan ada yang sampai menggodanya. Tapi keuntungan
apa yang mereka dapatkan dari sanjungan seperti itu? Tiada lain
hanyalah kepuasan semu. Sementara modal yang dikeluarkan adalah harta, dan
di akhirat dia akan kembali dengan menyandang dosa dan pertanggung jawaban
berat tentang segala nikmat tersebut. Allah –Subhana Wa Ta’ala- berfirman,
“Adapun
orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka
sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut
kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka
sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).”(QS. An-Nazi’at)
Pembaca
yang budiman, kita semua telah mengetahui bahwa mode pakaian yang berkiblat ke
negeri barat, nyaris tak ada satu pun yang dapat menyelamatkan aurat
wanita. Kebanyakannya buka-bukaan dan cenderung menantang kaum lelaki untuk
menggoda, bahkan memperkosanya. Sedangkan dunia barat yang nota benenya adalah
Yahudi dan Nashrani, sejak dahulu berusaha ingin menghancurkan Islam dan
membuat makar hingga kaum muslimin mau mengikuti agama dan tata cara kehidupan
mereka. Merekapun mempropaganda dan mengajak kaum muslimah melalui media-media
masa, maupun cetak untuk meninggalkan pakaian takwa mereka (yakni, jilbab) dan
menggantinya dengan pakaian kehinaan.
Musuh-musuh
Islam menyerukan untuk menggunakan rok dan celana pendek serta meninggalkan
jilbab yang syar’i. Mereka menggambarkan kepada kaum muslimah yang jahil
tentang agamanya bahwa dengan memakai rok mini dan pakaian ketat, maka
itulah ciri wanita moderen dan maju. Adapun jilbab, hanyalah pakaian untuk
orang-orang yang ada di zaman batu menurut propaganda mereka.
Allah
-Azza wa Jalla- berfirman dalam membongkar kebusukan niat dan makar kaum
Yahudi dan Nasrani di dalam (QS. Al-Baqoroh : 120),
“Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka”.
Ironisnya,
sebagian besar wanita muslimah begitu bangga dengan pakaian ala barat yang
dikenakannya. Setiap model terbaru yang datang dari barat, ditelannya
bulat-bulat. Sehingga bisa kita saksikan, negara kita dengan mayoritas
penduduknya muslim, tapi banyak ciri Islam yang nyaris hilang, seperti aturan
dalam berpakaian bagi wanita. Berbagai merek baju dan model pakaian yang
membuat kepala bergeleng, dapat disaksikan di jalan-jalan. Sehingga kita tidak
lagi dapat membedakan antara wanita muslimah dan wanita yang kafir.
Fenomena
ini sangat menyayat hati kaum mukminin. Sebab para muslimah tersebut adalah
generasi muda Islam yang seharusnya gigih mempertahankan pakaian islami-nya
sebagai syiar islam. Tapi justru berkiblat kepada orang-orang yang ingin
menghancurkan Islam, dan merendahkan wanita. Padahal Allah dan Rasul-Nya telah
melarang kaum muslimin untuk mengikuti dan meniru gaya hidup mereka, seperti
gaya hidup buka-bukaan & porno aksi.
Rasulullah
-Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
مَنْ
تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barang
siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut”. [HR. Abu Dawud (4031). Di-hasan-kan
oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (4347)]
Rasulullah
-Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ
سُنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرِاعٍ حَتَّى لَوْ
سَلَكُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوْهُ قُلْنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ
الْيَهُوْدُ وَالنَّصَارَى ؟ قَالَ: فَمَنْ ؟
”Sungguh
kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian sejengkal demi sejengkal,
sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya
kalian pun akan masuk ke dalamnya”. Para sahabat bertanya: “Ya
Rasulullah, apakah kaum Yahudi dan Nashara? Maka beliau menjawab:”
Siapa lagi (kalau bukan mereka)?”.[HR. Bukhariy (3269 &
6889), Muslim (2669)]
Banyak
ayat dan hadits yang menjelaskan tentang haramnya mengikuti dan menyerupai
orang-orang kafir, karena hal itu merupakan tujuan syariat. Namun sangat
disayangkan, para wanita muslimah di hari ini banyak yang termakan
umpan orang-orang kafir, sehingga mereka tidak tahu dan tidak mau tahu lagi
aturan Allah dalam berpakaian. Bahkan yang lebih menyedihkan lagi
bahwa pakaian islami yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya dianggap oleh
orang-orang jahil agama sebagai sesuatu yang kuno dan tidak
mengikuti arus perkembangan zaman, sehingga Islam dan syi’arnya semakin
terasing di tengah pemeluknya sendiri. Inilah yang diisyaratkan oleh Rasulullah -Shallallahu
‘alaihi wa sallam- sejak 14 abad silam,
بَدَأَ اْلإِسْلاَمُ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ
كَمَا بَدَأَ غَرِيْباً فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam
muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali (asing), sebagaimana ia muncul
dalam keadaan asing. Maka beruntunglah orang-orang asing.” [HR. Muslim dalam Kitab Al-Iman (no.
232)].
Islam
asing dan aneh di mata manusia karena menyalahi hawa nafsu dan kejahilan
mereka. Ketika seseorang mengamalkan sunnah (ajaran) Nabi -Shallallahu
‘alaihi wa sallam- di awal islam, maka semua orang tersentak kaget dan
heran sebagaiman kagetnya orang orang yang hidup di hari ini. Jika ada
seseorang yang mengamalkan ajaran Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- (seperti, memakai jilbab besar beserta cadarnya), maka banyak
manusia berteriak kaget dan menganggapnya aneh alias asing, menakutkan,
ketinggalan zaman dan lain-lain. Keasingan ini terjadi karena kebanyakan
manusia menjauhi sunnah Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Namun
keasingan ini sebenarnya adalah sunnatullah (ketentuan dari Allah).
Al-Imam
Abu Ishaq Asy-Syathibiy -rahimauhullah- berkata, “Keterasingan
ini adalah sunnatullah pada makhluk-Nya, yakni pengikut kebenaran dibandingkan
pengusung kebatilan adalah jumlahnya sedikit berdasarkan firman-Nya -Ta’ala-,
“Dan
sebahagian besar manusia tidak akan beriman – walaupun kamu sangat menginginkannya-“.(QS. Yusuf: 103)
“Dan
sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih” (QS. Saba’ :13)
(Demikianlah)
agar Allah membenarkan apa yang telah Dia janjikan kepada Nabi-Nya berupa
kembalinya sifat keterasingan itu kepada islam. Jadi keterasingan itu tak akan
terjadi, kecuali karena hilangnya pengikut (kebenaran) atau sedikitnya mereka.
Hal itu terjadi saat perkara yang ma’ruf berubah menjadi kemungkaraan;
kemungkaran berubah (dianggap) sebagai sesuatu yang ma’ruf ; sunnah dianggap
bid’ah dan bid’ah dianggap sunnah. Akhirnya, pengikut sunnah diperhadapkan
dengan cacian dan sikap keras sebagaimana nasibnya dahulu para pengusung
bid’ah, karena adanya keinginan para pengusung bid’ah itu agar simbol kesesatan
bisa bersatu (kuat). [Lihat Al-I’tishom (1/12), tahqiq Masyhur
Hasan Salman]
Kita
menyaksikan pada hari ini wanita yang memakai jilbab syar’i bisa dihitung jari.
Bagaikan burungghurob a’shom (gagak yang putih sayap dan kakinya),
diantara jutaan burung gagak yang lainnya. Kebanyakan wanita muslimah lebih
memilih pakaian ala barat, walaupun harus menggadaikan kehormatan dan mengubur
rasa malunya!! Mereka semakin terlena dengan kesenangan semu, namun harus
menuai kehinaan dan kerendahan di sisi Rabb-nya. Mereka lebih senang memakai
kos ketat, rok mini, jeans dan lain-lain yang menampakkan seluruh lekuk-lekuk
tubuhnya dibanding memakai pakaian yang diridhai oleh Allah -Subhana Wa
Ta’ala-. Sifat wanita seperti inilah yang pernah di beritakan oleh
Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- sebagai wanita
penghuni neraka dalam sabdanya,
صِنْفَاَنِ مِنْ أَهْلِ اْلنَّارِ لَمْ
أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ اْلبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا
اْلنَّاسُ وَ ِنسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيْلاَتٌ مَائِلاَتٌ
رُءًُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ اْْلبُخْتِ اْلمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَِ اْلجَنَّةَ
وَلاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Dua
kelompok dari penghuni neraka yang belum pernah aku melihatnya : suatu kaum
yang mempunyai cambuk seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya dan wanita
yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok jalannya, kepala-kepala
mereka seperti punuk onta, tidak akan masuk surga dan tidak mencium
baunya, padahal baunya tercium dari jarak sekian dan sekian ” [HR.Muslim (2192)].
Ini
adalah sebuah kenyataan pahit yang melanda kaum mukminin dan hanya kepada
Allah-lah tempat kami mengadu dan meminta keselamatan. Bagaimana tidak, orang
tua yang seharusnya memberi teguran dan nasehat kepada putri-putri mereka,
justru malah memberi dukungan, semangat bahkan contoh kepada putri mereka untuk
mengenakan pakaian seksi. Mereka rela mengocek kantongnya untuk membeli pakaian
tersebut. Mereka malu jika putri mereka menutup aurat dengan jilbab syar’i.
Duh, tapi tidak malu jika dada, betis dan paha putrinya dicicipi oleh ribuan
mata yang melintas. Bahkan telah sampai kabar kepada kami bahwa ada
orang tua yang memarahi anaknya memakai jilbab dan tega membakar jilbab
tersebut. Sungguh setan telah berhasil menutup mata kaum muslimin dari
hidayah dan menyulap kemungkaran menjadi suatu kebenaran.
Orang
tua seperti ini tidak sadar bahwa perbuatannya tersebut telah diancam oleh Nabi -Shallallahu
‘alaihi wa sallam- dengan neraka, dan kelak ia akan dimintai
pertanggungjawaban atas dirinya, hartanya dan keluarganya. Rasulullah -Shallallahu
‘alaihi wa sallam- bersabda,
ثَلَاثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِمُ
الْجَنَّةَ : مُدْمِنُ الْخَمْرِ وَ الْعَاقُّ وَ الدَّيُّوْثُ الَّذِيْ يُقِرُّ
فِيْ أَهْلِهِ الْخُبْثَ
“Ada
tiga golongan yang sungguh Allah haramkan baginya surga: pecandu khomer, orang
yang durhaka (kepada orang tuanya), dan dayyuts(kepala keluarga) yang
membiarkan perbuatan keji dalam keluarganya”. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/69).
Lihat Shohih Al-Jami' (3047)]
Rasulullah -Shallallahu
‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Setiap
orang diantara kalian adalah pemimpin. Setiap orang diantara kalian akan
ditanya tentang kepemimpinannya. Imam A’zham (pemimpin negara) yang berkuasa
atas manusia adalah pemimpin dan ia akan ditanyai tentang kepemimpinannya.
Seorang lelaki (suami) adalah penanggung jawab bagi keluarganya dan ia akan
ditanyai tentang kepemimpinannya. Wanita (istri) adalah penanggung jawab bagi
keluarga suaminya, dan anak suaminya, sedang ia akan ditanyai tentang mereka.
Seorang budak adalah penanggung jawab terhadap harta tuannya dan ia akan
ditanyai tentang harta tersebut. Ketahuilah, setiap kalian adalah penanggung
jawab dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya.”[HR. Al-Bukhari (5200), dan Muslim (4701)]
Jika
kita telah menyadari bahwa kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah
atas sesuatu yang menjadi tanggung jawab kita, maka bertaqwalah kepada
Allah dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut. Didiklah keluarga kita diatas
ketaatan kepada Allah dan senantiasa mencari cinta dan ridho-Nya. Bukannya
justru mendidik keluarga dengan perkara yang dibenci Allah dan Rasul-Nya,
sehingga mereka kelak akan disentuh oleh api neraka. Allah berfirman,
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.(QS. At-Tahrim: 6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar