Minggu, Juni 01, 2014
Syariat "Berpuasa Bulan Sya’ban"
Syariat Berpuasa Dikebanyakan Bulan Sya’ban
Tidak terasa saat ini kita telah memasuki bulan sya’ban yang berberkah, dan tidak berapa lama lagi insyaALLAH kita semua akan memasuki bulan ramadhan yang juga memiliki banyak kebaikan dan keberkahan didalamnya.
Begitulah hari-hari dalam kehidupan, terus berjalan tiada henti, terus bergulir. Jarang dari manusia memikirkan makna dari persilihgantian siang dan malam, pergantian bulan demi bulan yang berjalan bersama mereka, apalagi mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian tersebut.
Sedangkan, Allah subhaana wata’ala memuji dan menyebutkan orang-orang yang memiliki akal adalah orang-orang yang mengambil pelajaran dari persilih-gantian dan perputaran waktu tersebut.
Allah subhaana wata’ala berfirman:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ. الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang senantiasa berdzikir kepada Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Wahai Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini secara sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami terhadap siksa neraka.” [Ali ‘Imrân: 190-191]
Maka perhatikanlah!
Tadabbur dan memperhatikan perguliran waktu dan persilihgantian siang dan malam terdapat ayat-ayat dan renungan serta pelajaran yang sangat berharga bagi orang-orang yang menginginkan kehidupan bahagia di dunia dan kehidupan yang indah di akhirat kelak.
Dalam bulan sya’ban ini, Rasulullah shallallu ‘alaihi wassallam memberikan contoh amalan ibadah yang seharusnya kita perbanyak didalamnya, yaitu memperbanyak puasa.
Diantara bulan yang dianjurkan memperbanyak puasa adalah dibulan sya’ban ini. Hal ini berdasarkan dari hadits Aisyah radhiallahu anha bahwa beliau berkata:
فما رأيت رَسُولَ اللَّهِ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إلا رَمَضَانَ وما رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا منه في شَعْبَانَ
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam menyempur nakan puasa sebulan penuh kecuali ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak dari bulan sya’ban,” (HR.Bukhari:1868)
Karena itu sangat dianjurkan dibulan yang agung ini bagi setiap hamba berpuasa didalamnya, beribadah kepada Allah subhaana wata’ala.
Sahabat Usama bin Zaid radiallahu ‘anhu perna bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam: “Kenapa aku melihat engkau wahai Rasulullah berpuasa diseluruh bulan sya’ban”. Beliau bersabda: “Dia adalah sebuah bulan yang manusia itu lalai darinya, dan didalamnya amalan-amalan hamba diangkat kepada Rabbil ‘alamin, maka aku cinta amalanku diangkat dan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR Imam Ahmad, An-nasaai, Al Bayhaqi dan disahihkan oleh syeikh Al Bani)
Didalam hadist diatas, terdapat sejumlah pelajaran yang sangat berharga, Pertama : Disyariatkannya berpuasa pada bulan sya’ban, dan ketentuan puasanya adalah dianjurkan dikebanyakan hari didalam bulan sya’ban.
Kedua : Penegakan puasa pada bulan sya’ban karena suatu hikmah, dimana dibulan ini banyak manusia yang lalai darinya. Kelalaian adalah sesuatu yang dicela didalam agama ini, Karena itu terdapat peringatan terhadap setiap muslim dan muslimah untuk menghindarkan diri dari segala bentuk kelalaian yang memalingkannya dari dasar / pokok keislamannya,juga dapat memalingkannya dari penyempurna – penyempurnanya keislamannya. Apakah pernyempurna itu dalam bentuk kewajiban-kewajiban, atau dalam hal yang disunnahkan dan dianjurkan.
Tidaklah pantas seseorang membiarkan dirinya lalai dari perkara-perkara yang akan memperbaiki kehidupan akhiratnya. Kelalaian itu adalah perkara yang mencelakakan dan penduduk neraka mendapat celaan dari Allah subhana wata’ala karena kelalaian mereka. Allah subhana wata’ala berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi) neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Al-a’raf: 179)
Karena itu, hindarkan diri kita dari segala bentuk kelalaian yang dengannya bisa mengantarkan kita kepada kejelekan dan kebinasaan.
Dalam hadits-hadits yang menjelaskan keutamaan bulan sya’ban terdapat didalamnya akan anjuran bersegera didalam amal shaleh, menggunakan waktu-waktu yang berlalu didalam kehidupan didalam ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah subhaana wata’ala.
Hal tersebut adalah sifat dari orang-orang yang bariman. Allah subhaana wata’ala berfirman:
“Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Rabb kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran: 133)
“Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan - kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera (terdepan) memperolehnya.” (Al Mu’minuun: 61)
Karena itu, hendaknya seorang mu’min selalu mengingat bahwa dalam persilih-gantian waktu–waktunya, dia hiasi dengan amalan-amalan yang mendekatkan dirinya kepada Allah subhaana wata’ala. Dan dia juga mengingat kecelakaan dan celaan yang akan didapatkan bagi orang-orang lalai, orang-orang yang menggunakan waktu-waktunya didalam perkara yang sia-sia. Serta dia berhati-hati jangan sampai menggunakan waktu-waktu tersebut dalam bermaksiat kepada Allah subhaana wata’ala.
Semoga Allah subhaana wata’ala menjaga kita semua diatas kebaikan, memberikan kita hidayah menuju kapada jalan Allah subhaana wata’ala dan beristiqamah diatasnya. Juga menyampaikan diri kita kepada bulan Ramadhan yang penuh berkah, mengikhlaskan ibadah didalamnya, memperbanyak ketaatan, dan semoga dengannya kita keluar sebagai orang-orang yang bertakwa.
Al-Ustadz Muhammad Umar As-Seweed حفظه الله
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menguatkan janji Allah Subhanahu wa Ta'ala itu dengan sabdanya :
ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللهِ عَوْنُهُمْ الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ، وَالْمُكَاتَبُ الَّذِي يُرِيْدُ الاَدَاءَ وَ النَّاكِحُ الَّذِي يُرِيْدُ الْعَفَافَ
"Ada tiga golongan manusia yang berhak mendapat pertolongan Allah. Yaitu, mujahid fi sabilillah, budak yang menebus dirinya supaya merdeka, dan orang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar