Sabtu, Juni 07, 2014

Jalan Yang Di Ridhoi

ALLAH MEMUJI DAN MENJANJIKAN SURGA BAGI ORANG-ORANG YANG MENGIKUTI JALAN PARA SAHABAT NABI DALAM BERAGAMA, SERTA MENCELA DAN MENGANCAM DENGAN NERAKA BAGI YANG MENYELISIHINYA
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
ﻭَﺍﻟﺴَّﺎﺑِﻘُﻮﻥَ ﺍﻷَﻭَّﻟُﻮﻥَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﻬَﺎﺟِﺮِﻳﻦَ ﻭَﺍﻷَﻧﺼَﺎﺭِ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺍﺗَّﺒَﻌُﻮﻫُﻢ ﺑِﺈِﺣْﺴَﺎﻥٍ ﺭَّﺿِﻲَ ﺍﻟﻠّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺭَﺿُﻮﺍْ ﻋَﻨْﻪُ ﻭَﺃَﻋَﺪَّ ﻟَﻬُﻢْ ﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﺗَﺠْﺮِﻱ ﺗَﺤْﺘَﻬَﺎ ﺍﻷَﻧْﻬَﺎﺭُ ﺧَﺎﻟِﺪِﻳﻦَ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺃَﺑَﺪﺍً ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻔَﻮْﺯُ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢُ ۝
"Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-
tama (masuk Islam) di antara orang-orang
Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho
kepada mereka dan mereka pun ridho kepada
Alloh dan Allph menyediakan bagi mereka surga-
surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya;
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah
kemenangan yang besar."
(QS. At-Taubah: 100)
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullahu berkata:
“Mereka yang disebut dalam ayat ini adalah orang yang beruntung, karena Allah telah meridhoi mereka. Mereka adalah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan siapa saja yang mengikuti mereka sampai hari Kiamat, tidak hanya terbatas generasi yang pernah melihat mereka saja. Adapun Alloh mengkhususkan menyebut para tabi’in yang pernah melihat sahabat, agar mereka dikenal dan dibedakan dengan generasi sesudahnya. Dan ada yang berpendapat, para tabi‘in secara mutlak pada abad itu saja. Jika tidak, maka semua orang yang mengikuti jalan mereka tergolong tabi’in (pengikutnya yang baik), termasuk orang yang diridhoi Allah dan mereka ridho kepada-Nya. Selanjutnya Allah menyebutkan ‘pengikut yang baik’, bukan hanya sekedar berminat ikut, atau hanya mengikuti sebagian dan meninggalkan sebagian yang lain, akan tetapi dalam arti mengikuti semua sunnahnya dengan baik.”
(Bada’iu Tafsir: 2/372)
Pada ayat di atas kita menjumpai pembahasan tentang sahabat radhiyallahu ‘anhum. Kata sahabat (ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ) diambil dari kata ﺻﺤﺐ artinya menemani dan menolong, seperti, ﺻﺎﺣﺒﻚ ﺍﻟﻠﻪ (semoga Alloh menolongmu).
(Lisanul Arab; 1/519)
Adapun makna sahabat secara istilah, Imamul Bukhori rahimahullah berkata:
“Sahabat yaitu orang Islam yang menemani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau yang pernah melihatnya.”
(Shohih Al-Bukhori; 2/1222)
Imam Ibnu Hajar rahimhullah berkata:
“Sahabat ialah orang yang menjumpai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dia itu mu’min dan meninggal dunia dalam keadaan Islam, sekalipun pernah murtad, menurut pendapat yang paling kuat."
(Nuhbatul Fikar; 1/21)
Dari ‘Imran bin Husain radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Sebaik-baik manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian yang datang sesudah mereka (tabi'in), lalu yang datang sesudah mereka (tabi'uttabi'in)."
(HR. Al-Bukhori; 2457)
Dari Al-’Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Maka wajib bagimu mengikuti sunnahku da sunnah kholifah yang menyampaikan petunjuk dan mendapatkan petunjuk."
(HR. Ibnu Majah, Ahmad dan Abu Dawud, dishohihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Hadits Shohihah; 6/238)
Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata:
“Sesungguhnya Allah melihat hati hamba-Nya, maka Dia menjumpai hati Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam paling baiknya hati, maka Allah memilihnya dan mengutusnya dengan risalah. Lalu melihat hati hamba-Nya setelah hati Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Dia menjumpai hati sahabatnya sebaik-baik hati, maka mereka dijadikan sebagai pembantunya, mereka berperang untuk membela agamanya."
(Lihat Syarah Ath-Thohawiyah: 1/530. Atsar ini dihasankan Syaikh Al-Albani )
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:
“Dan semua sahabat kembali kepada jalan Allah, maka wajib bagi kita semua mengikuti jalan mereka, baik dalam perkataan dan perbuatannya. Adapun mereka kembali kepada jalan Allah Ta’ala, bacalah surat Asy-Syuro [42]: 13"
(I’lamul Muwaqi’in: 4/113)
Allah mengancam orang yang tidak mau kembali kepada pemahaman Salafus sholih akan diporak-porandakan, berpecah-belah, jauh dari kebenaran dan diancam dengan neraka sebagaimana firman-Nya:
ﻭَﻣَﻦ ﻳُﺸَﺎﻗِﻖِ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝَ ﻣِﻦ ﺑَﻌْﺪِ ﻣَﺎ ﺗَﺒَﻴَّﻦَ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻬُﺪَﻯ ﻭَﻳَﺘَّﺒِﻊْ ﻏَﻴْﺮَ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻧُﻮَﻟِّﻪِ ﻣَﺎ ﺗَﻮَﻟَّﻰ ﻭَﻧُﺼْﻠِﻪِ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ ﻭَﺳَﺎﺀﺕْ ﻣَﺼِﻴﺮﺍً ۝
"Dan barangsiapa yang menentang Rosul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah di-kuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.
(QS. An-Nisa’: 115)
Al-Muhadits Al-Albani rahimahullah berkata:
“Yang dimaksud ‘dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min’, dan yang pertama kali masuk di dalam keumuman ayat ini adalah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam."
(Fitnatut Takfir; 1/3, Syaikh Al-Albani)
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Jika kamu ikut orang, ikutilah sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena mereka adalah manusia yang paling baik hatinya, paling dalam
ilmunya, paling sedikit bebannya, yang paling
mendapatkan petunjuk, yang paling baik perangai
dan akhlaqnya. Mereka dipilih oleh Alloh untuk
menemani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka
kenalilah keutamaan mereka dan ikuti jejak mereka, karena mereka di atas jalan yang lurus."
(Dikeluarkan Ibnu Abdil Bar Kitab Jami’ Bayanil Ilmi: 1810)
Imam Malik rahimahullah berkata:
“Dan tidak akan baik perkara umat pada zaman sekarang ini melainkan kembali seperti pendahulunya (parasahabat)."
(Lihat Qasidah Ibnu Abi Dawud: 1/62)
Imam Abul Aliyah berkata:
“Kalian wajib kembali kepada generasi pertama (para sahabat) sebelum terjadi perpecahah."
(Al-Muntaqo An-Nafis min Talbis lblis: 33)
Imam Al-Auza’i rahimahulah berkata
“Kalian wajib kembal kepada atsar As-Salaf sekalipun banyak manusi menolakmu, dan jauhilah pendapa orang meski pun memukau bahasanya."
(Al-Ajuri fisy-Syari’ah: 58)
Beliau rahimahullah juga berkata:
“Tempuhlah jalan As-Salafus Shalih, karena hal itu akan mencukupi dirimu."
(Al-Lalakai fis-Sunnah; 1/54)
Imam Ibnu Sirin rahimahullah berkata:
“Ulama sunnah berkata, ‘Jika ada orang yang mengikuti ahli atsar, ketahuilah mereka di atas jalan yang haq.’”
(Al-Ibanah “An Syariatil-Firqotin Najiah, Ibnu Baththoh: 242)
Imam Al-Barbahari rahimhullah berkata:
“Kamu harus mengikuti atsar dan ahli atsar, kepada mereka hendaknya kamu bertanya dan bergaul.”
(Syarhus Sunnah: 30)
Ijma’ ulama dan ahli hadits menerima riwayat dari sahabat tanpa komentar.
Semoga bermanfaat, baarakallaahu fiykum.
Dinukil sebagian dari Maktabah_Abi_Yahya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar