Minggu, Mei 04, 2014

Zat Pewarna (alami dan Sintesis)

Nama          : Asulhaji
Stambuk     : TM125111
Tenaga Penyuluh Lapangan
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I
AKADEMI TEKNIK INDUSTRI MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
            Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, beberapa zat pewarna telah mengalami perkembangan seperti halnya zat pewarna hasil rekayasa teknologi yang ikut berkembang. Warna merupakan salah satu factor penentu yang dilihat oleh seseorang sebelum memutuskan untuk memilih suatu barang yang termasuk di dalamnya adalah makanan dan minuman. Makanan yang memiliki warna cenderung lebih menarik untuk dipilih konsumen daripada makanan yang tidak berwarna. Pemakaian pewarna sintetik pada makanan dan minuman telah banyak digunakan, khususnya zat pewarna.  masih banyak ditemukan pemakaian zat pewarna yang berbahaya bagi manusia, contohnya : Rhodamin B, Sudan I, Metanil Yellow, Citrus Red, Violet, dan lain-lain. Pewarna-pewarna tersebut dinyatakan berbahaya oleh peraturan Menteri kesehatan RI Nomor.239/Men.Kes/Per/V/85. Harga pada makanan yang menggunakan pewarna sintetik biasanya relative lebih murah dan lebih menarik jika dibandingkan dengan zat pewarna untuk makanan.
            Pengetahuan tentang pewarna makanan yang rendah, memungkinkan produsen menggunakan Rhodamin B sebagai bahan tambahan makanan. Makanan yang mengandung Rhodamin B, warnanya lebih mencolok daripada makanan yang berwarna alami. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat pada pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan tersebut antara lain disebabkan ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan di samping itu harga zat pewarna untuk industri jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat pewarna untuk pangan.
B.     RUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan pokok permasalahan yang akan penulis uraikan, dirumuskan
 berdasarkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.      Pengertian pewarna alami dan buatan ?
2.      jenis pewarna sintetis/buatan yang populer dan efek samping yang  ditimbulkan ?
3.      Peranan Pewarna Buatan pada Makanan ?
C.    TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.      Untuk mengetahui yang di maksud dengan pewarna alami dan biatan serta Bahaya Pewarna sinteik bagi kesehatan
2.      Bagaimana cara memilih pewarna sintetik dari pada bahan alami
3.      Untuk mengetahui Cara membuat Warna sintetik dan Jenis-jenis warna sintetis
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bahan Pewarna Makanan
            Bahan pewarna secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu benda berwarna yang memiliki afinitas kimia terhadap benda yang diwarnainya. Bahan pewarna pada umumnya memiliki bentuk cair dan larut di air. Pemberian warna pada makanan umumnya bertujuan agar makanan terlihat lebih segar dan menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya. Pada berbagai situasi, proses pewarnaan menggunakan mordant untuk meningkatkan kemampuan menempel bahan pewarna. Bahan pewarna dan pigmen terlihat berwarna karena mereka menyerap panjang gelombang tertentu dari cahaya. Berlawanan dengan bahan pewarna, pigmen pada umumnya tidak dapat larut, dan tidak memiliki afinitas terhadap substrat.
1.      Tujuan Pemberian Bahan Pewarna Makanan
Penambahan bahan pewarna makanan mempunyai beberapa tujuan, di antaranya adalah :
a.       Memberi kesan menarik bagi konsumen
b.      Menyeragamkan dan menstabilkan warna
c.       Menutupi perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan
d.      Memberi identitas pada makanan/minuman
2.      Jenis Pewarna Makanan
Pewarna pada makanan dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1.      Pewarna Alami
      Pewarna alami diperoleh dari tanaman ataupun hewan yang berupa pigmen. Beberapa pigmen alami yang banyak terdapat di sekitar kita antara lain: klorofil (terdapat pada daun-daun berwarna hijau), karotenoid (terdapat pada wortel dan sayuran lain berwarna oranye-merah). Umumnya, pigmen-pigmen ini bersifat tidak cukup stabil terhadap panas, cahaya, dan pH tertentu. Pewarna alami dapat kita temukan pada :
            a. Buah Bit (pemberi warna pink atau merah keunguan).
            Buah berwarna merah tua ini mengandung vitamin A (karotenoid), vitamin B1, B2, vitamin C dan asam folat. Manfaatnya antara lain membantu mengobati penyakit hati dan empedu, penghamcur sel kanker dan tumor, mencegah anemia, menurunkan kolesterol dan membantu produksi sel darah merah.
            b. Wortel (pemberi warna kuning / jingga).
Wortel bermanfaat dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah, serta membantu pertahanan tubuh dari resiko kanker, terutama kanker paru-paru, kanker larynk (tenggorokan), esophagus (kerongkongan), prostat, kandung kemih, dan leher rahim.
            c. Kunyit (pemberi warna kuning).
            Kunyit mengandung curcumin, suatu zat berwarna kuning.Jenis tanaman obat ini berguna sebagai obat anti gatal dan anti kejang, mengurangi pembengkakan, dan menyembuhkan hidung tersumbat.
d.      Sawi (pemberi warna hijau).
            Sayuran ini kaya akan protein,lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, vitamin A, vitamin B dan vitamin C. Manfaatnya untuk mengurangi rasa gatal ditenggorokan pada penderita batuk, penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar percernaan.
e.       Daun Selada (pemberi warna hijau).
            Daun selada air juga bermanfaat bagi kesehatan. Selain kaya serat, sayuran berwarna hijau muda ini juga mengurangi resiko terjadinya kanker, katarak, menurunkan resiko gangguan jantung dan terjadinya stroke, mengurangi ganguan anemia, meringankan insomnia(sulit tidur), serta membantu kerja pencernaan dan kesehatan organ hati.
f.       Daun Suji dan Daun Pandan (pemberi warna hijau).
            Daun suji biasa dipakai sebagai pemberi warna hijau pada makanan. Karena keindahan bentuk daunnya, tanaman ini seringkali digunakan sebagai tanaman hias. Agar lebih sempurna, daun suji seringkali dicampur dengan daun pandan sehingga selain memberi warna sekaligus juga memberi aroma harum pada makanan, kue dan minuman. Daun suji lebih sering dipakai sebagai pewarna pada kue jajan pasar dan minuman. Daun pandan juga bisa memberikan warna pada masakan dengan cara menumbuk dan memeras airnya, namun efek warnanya tidak sekuat daum suji.
g.      Gula merah,
            selain sebagai pemanis juga memberikan warna cokelat pada makanan, misalnya pada bubur dan dodol.
            h. Buah kakao merupakan penghasil cokelat dan memberikan warna cokelat pada makanan, misalnya es krim, susu cokelat, atau kue kering
            i. Kayu Secang (Pemberi warna merah)
Secang (Caesalpinia sappan L.) adalah tanaman berkayu yang biasa dimanfaatkan bagian batangnya. Cara menggunakannya, batang basah diserut dan dikeringkan. Serutan batang kayu secang kering direbus dengan air dan disaring, baru dicampurkan ke dalam adonan atau bahan yang akan diwarnai. Secang memberikan warna merah. Kayu secang dapat diperoleh di toko yang menjual jamu tradisional.
            j. Angkak (Pemberi warna merah)
            Warna merah angkak sangat potensial sebagai pengganti warna merah sintetis. Saat ini angkak digunakan pada berbagai produk makanan seperti pada pembuatan anggur, keju, sayuran, pasta ikan, kecap ikan, minuman beralkohol, aneka kue, serta produk olahan daging seperti sosis.
Angkak digunakan dengan cara diseduh air panas, air seduhan pertama dibuang karena rasanya pahit. Baru pada seduhan ketiga disaring, lalu haluskan. Pewarna merah juga dapat diperoleh dari kulit bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L) dengan cara diseduh air panas terlebih dahulu sebelum digunakan, atau diperoleh dari bit yang direbus lalu diambil airnya, atau diblender bitnya.
            k. Bunga Telang (Pemberi warna biru)
            Bunga telang berwarna biru keunguan yang banyak tumbuh di Asia. Warna biru keunguannya dapat digunakan sebagai pewarna alami biru pada makanan. Cara menggunakan: cuci bersih bunga telang, remas-remas atau tumbuk dengan sedikit air matang, lalu saring. Bisa juga dengan merebus bunga talang hingga bunga layu dan airnya berwarna biru, kemudian saring dan diambil airnya. Alternatif lain bisa juga dengan cara merendam bunga telang dengan air panas hingga airnya berwarna biru, remas-remas, saring, dan ambil airnya. Untuk menyimpan dalam waktu lama, bunga telang bisa dikeringkan dengan cara dijemur di sinar matahari, lalu masukkan ke dalam kemasan yang kering dan tertutup.
            l. Kluwek, Abu Merang dan tinta cumi (Pemberi warna hitam)
            Untuk hidangan atau kue yang berwarna hitam dapat digunakan abu merang yang dibuat dari merang yang dibakar, lalu diayak atau bisa juga kluwek kualitas baik dipecahkan, lalu diambil daging buahnya untuk kemudian dihaluskan dan dicampur dengan bumbu lainnya. Warna hitam juga dapat diambil dari tinta cumi yang dilarutkan dengan air.
2.      Pewarna Buatan/Pewarna Sintesis
            Zat pewarna sintesis, secara umum dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu zat pewarna asam dan zat pewarna dasar.
Contoh pewarna dari jenis asam adalah amaranth dan tartrazine. Sebagian besar pewarna yang dinyatakan aman untuk digunakan, dipakai sebagian pewarna makanan dan sediaan obat-obatan. Pewarna tersebut merupakan garam natrium dari asam sulfat.
            Zat pewarna juga digunakan sebagai zat diagnostic, desinfektan dan zat dalam proses pengobatan. Zat warna merah, seperti garam aluminium atau kalsium dari zat warna larut air, sering kali ditambahkan pada aluminium hidroksida, dan sering digunakan sebagai pewarna pada tablet dan gelatin pada kapsul. Stabilitas warna dari zat pewarna dipengaruhi oleh cahaya, pH, oksidator, reduktor, dan surfaktan.
            Beberapa jenis pewarna buatan yaitu :
a. Tartrazine (E102 atau Yellow 5)
            Tartrazine adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan obat-obatan. Selain berpotensi meningkatkan hiperaktivitas anak, pada sekitar 1-10 dari sepuluh ribu orang, tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit), rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik (shock). Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada penderita asma atau orang yang sensitif terhadap aspirin.
b. Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)
            Sunset Yellow adalah pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan. Untuk sekelompok kecil individu, konsumsi pewarna aditif ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi, hiperaktivitas, sakit perut, mual, dan muntah.
            Dalam beberapa penelitian ilmiah, zat ini telah dihubungkan dengan peningkatan kejadian tumor pada hewan dan kerusakan kromosom, namun kadar konsumsi zat ini dalam studi tersebut jauh lebih tinggi dari yang dikonsumsi manusia. Kajian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menemukan bukti insiden tumor meningkat baik dalam jangka pendek dan jangka panjang karena konsumsi Sunset Yellow.
c. Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)
            Ponceau 4R adalah pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai produk, termasuk selai, kue, agar-agar dan minuman ringan. Selain berpotensi memicu hiperaktivitas pada anak, Ponceau 4R dianggap karsinogenik (penyebab kanker) di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Norwegia, dan Finlandia. US Food and Drug Administration (FDA) sejak tahun 2000 telah menyita permen dan makanan buatan Cina yang mengandung Ponceau 4R. Pewarna aditif ini juga dapat meningkatkan serapan aluminium sehingga melebihi batas toleransi.
d. Allura Red (E129)
            Allura Red adalah pewarna sinetis merah jingga yang banyak digunakan pada permen dan minuman. Allura Red sudah dilarang di banyak negara lain, termasuk Belgia, Perancis, Jerman, Swedia, Austria dan Norwegia. Sebuah studi menunjukkan bahwa reaksi hipersensitivitas terjadi pada 15% orang yang mengkonsumsi Allura Red. Dalam studi itu, 52 peserta yang telah menderita gatal-gatal atau ruam kulit selama empat minggu atau lebih diikutkan dalam program diet yang sama sekali tidak mengandung Allura Red dan makanan lain yang diketahui dapat menyebabkan ruam atau gatal-gatal. Setelah tiga minggu tidak ada gejala, para peserta kembali diberi makanan yang mengandung Allura Red dan dimonitor. Dari pengujian itu, 15% kembali menunjukkan gejala ruam atau gatal-gatal.
e. Quinoline Yellow (E104)
            Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan minuman energi. Zat ini sudah dilarang di banyak negara termasuk Australia, Amerika, Jepang dan Norwegia karena dianggap meningkatkan risiko hiperaktivitas dan serangan asma.
f. Rhodamine B
            Rhodamin B adalah salah satu pewarna sintetik yang tidak boleh dipergunaan untuk makanan. Rhodamin B memiliki rumus molekul C28H31N2O3Cl, dengan berat molekul sebesar 479.000. Rhodamin B berbentuk kristal hijau atau serbuk ungu kemerah-merahan, sangat mudah larut dalam air yang akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan berflourensi kuat. Selain mudah larut dalam air juga larut dalam alkohol, HCl dan NaOH.
Nama Lain Rhodamine B:
1) Acid Bruliant Pink B
2) ADC Rhodamine B
3) Aizen Rhodamine BH
4) Aizen Rhodamine BHC
5) Akiriku Rhodamine B
6) Briliant Pink B
7) Calcozine Rhodamine BL
8) Calcozine Rhodamine BX
9) Calcozine Rhodamine BXP
10) Cerise Toner
11) [9-(orto-Karboksifenil)-6-(dietilamino)-3H-xantin-3-ylidene]dietil ammonium klorida
12) Cerise Toner X127
13) Certiqual Rhodamine
14) Cogilor Red 321.10
15) Cosmetic Briliant Pink Bluish D conc
16) Edicol Supra Rose B
17) Elcozine rhodamine B
18) Geranium Lake N
19) Hexacol Rhodamine B Extra
20) Rheonine B
21) Symulex Magenta
22) Takaoka Rhodmine B
23) Tetraetilrhodamine
            Rhodamin B sampai sekarang masih banyak digunakan untuk mewarnai berbagai jenis makanan dan minuman (terutama untuk golongan ekonomi lemah), seperti kue-kue basah, saus, sirup, kerupuk dan tahu (khususnya Metanil Yellow), dan lain-lain. Menurut Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, ciri-ciri makanan yang diberi Rhodamin B adalah warna makanan merah terang mencolok. Biasanya makanan yang diberi pewarna untuk makanan warnanya tidak begitu merah terang mencolok.
B.     Bahaya Pewarna sintetik Bagi kesehatan
            Seiring dengan meluasnya pemakaian pewarna sintetik, sering terjadipenyalahgunaan pewarna pada makanan. Sebagai contoh digunakannya pewarnatekstil untuk makanan sehingga membahayakan konsumen. Zat pewarna tekstildan pewarna cat biasanya mengandung logam berat, seperti: arsen, timbal, danraksa sehingga bersifat racun. Beberapa bahan pewarna yang harus dibatasi penggunannya diantaranyaadalah amaran, allura merah, citrus merah, caramel, erithrosin, indigotine, karbonhitam dan karkumin.Amaran dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan tumor, reaksi alergipada pernafasan dan dapat mengakibatkan hiperarki pada anak-anak. Alluramerah dapat memicu kanker limpa, sedangkan caramel dapat menimbulkan efek pada system saraf dan dapat menyebabkan gangguan kekebalan. Penggunaantatrazine maupun sunset yellow yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi,khususnya bagi orang yang sensitive pada asam asetilsiklik dan asam benzoate,selain dapat mengakibatkan asma dapat pula menyebabkan hiperarki pada anak.Fast green FCF yang berlebihan akan menyebabkan reaksi alergi dan produksitumor, sedangkan sunset yellow dalam jumlah yang besar dapat menyebabkanradang selaput lender pada hidung, sakit pinggang, muntah-muntah dan gangguanpencernaan. Indigotine dalam dosis tertentu mengakibatkan hiperaktif pada anak-anak. Pemakaian eritrosin akan mengakibatkan reaksi alergi pada pernafasan,hiperaktif pada anak dan efek yang kurang baik pada otak dan perilaku, sedangkanponcean SX dapat mengakibatkan kerusakan system urin, kemudian dapatmemicu timbulnya tumor.
Begitu juga dengan zat pewarna yang berbahaya seperti rhodamin B,pemakaian zat warna ini tidak diizinkan karena dapat menimbulkan bahaya bagikonsumen. Bahan ini apabila dikonsumsi dapat menyebabkan gangguan padafungsi hati bahkan kanker hati.
C.    Mengapa memilih Pewarna Sintetik daripada Bahan alami
            Dalam Penambahan atau penggunaan bahan pewarna makanan mempunyai beberapa tujuan:
1. Untuk memberi kesan menarik bagi konsumen.
2. Menyeragamkan warna makanan dan membuat identitas produk pangan.
3. Untuk menstabilkan warna atau untuk memperbaiki variasi alami warna. Dalam hal ini penambahan warna bertujuan untuk untuk menutupi kualitas yang rendah dari suatu produk sebenarnya tidak dapat diterima apalagi bila menggunakan zat pewarna yang berbahaya.
4. Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara atau temperatur yang ekstrim akibat proses pengolahan dan selama penyimpanan.
5. Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar matahari selama produk disimpan.
C. Cara Membuat Warna Alami
            Proses pembuatan zat pewarna sintetik biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa antara yang kadang-kadang berbahaya dan sering kali tertinggal dalam hasil akhir, atau terbentuk senyawa-senyawa baru yang berbahaya. Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,00014 persen dan timbal tidak boleh lebih dari 0,001 persen, sedangkan logam berat lainnnya tidak boleh ada.
Kelarutan pewarna sintetik ada dua macam yaitu dyes dan lakes. Dyes adalah zat warna yang larut air dan diperjual belikan dalam bentuk granula, caira
, campuran  warna  dan  pasta.  Digunakan untuk mewarnai minuman  berkarbonat, minuman
 ringan, roti, kue-kue produk susu, pembungkus sosis, dan lain-lain. Lakes adalah pigmen yang dibuat melalui pengendapan dari penyerapan dye pada bahan dasar, biasa digunakan pada pelapisan tablet, campuran adonan kue, cake dan donat.
D.    Jenis Jenis Warna Sintetik
            Pewarna makanan mengandung afinitas kimia, untuk mewarnai makanan seperti kue dan biskuit. Beragam jenis warna yang diberikan pada makanan bertujuan untuk menarik perhatian penikmatnya. Selain pewarna alami juga banyak dipakai pewarna sintetis.
Berikut jenis jenis pewarna sintetik pada makanan
NO
Pewarna sintetis
Warna
Mudah larut di air
1
Rhodamin B
Merah
Tidak
2
Methanil Yellow
Kuning
Tidak
3
Malachite Green
Hijau
Tidak
4
Sunset Yelow
Kuning
Ya
5
Tatrazine
Kuning
Ya
6
Brilliant Blue
Biru
Ya
7
Carmoisine
Merah
Ya
8
Erythrosine
Merah
Ya
9
Fast Red E
Merah
Ya
10
Amaranth
Merah
Ya
11
Indigo Carmine
Biru
Ya
12
Ponceau 4R
Merah
Ya
E.     Kelebihan Dan Kelemahan Pewarna Alami
1. Kelebihan
a. Lebih aman untuk dikonsumsi
b. Tidak memiliki efek samping
2. Kelemahan
a. Warna yang dihasilkan kurang stabil, mudah berubah oleh pengaruh tingkat keasaman tertentu
b. Untuk mendapatkan warna yang bagus diperlukan bahan pewarna dalam jumlah banyak
c. Pilihan warna kurang banyak
d. Kadang-kadang memberi rasa dan aroma yang agak menggangg
F. Kelebihan Dan Kelemahan Pewarna Buatan
1. Kelebihan
a. Kestabilan warna lebih tinggi (tahan lama)
b. Praktis dan ekonomis
c. Warna yang dihasilkan lebih beraneka ragam
d. Pilihan warna lebih banyak
e. Biasanya tidak menghasilkan rasa dan aroma yang mengganggu
f. Mudah disimpan
2. Kelemahan
a. Memiliki efek negatif pada tubuh
b. Membuat hiperaktif pada anak
c. Tidak semua bahan pewarna buatan cocok digunakan pada makanan
d. Banyak yang bersifat karsinogen (penyebab kanker)

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Bahan pewarna adalah suatu benda berwarna yang memiliki afinitas kimia terhadap benda yang diwarnainya yang bertujuan agar makanan terlihat lebih segar dan menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya.
Pewarna alami adalah pewarna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan yang lebih aman untuk dikonsumsi.
Pewarna Sintetik adalah pewarna yang biasanya dibuat dipabrik-pabrik dan berasal dari suatu zat kimia.
      pewarna sintetis yang populer dan efek samping yang ditimbulkan adalah
1. Tartrazine
tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit), rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik (shock). Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada penderita asma atau orang yang sensitif terhadap aspirin.
2. Sunset Yellow Pewarna ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi, hiperaktivitas, sakit perut, mual, dan muntah.
3. Ponceau 4R berpotensi memicu hiperaktivitas pada anak, Ponceau 4R dianggap karsinogenik (penyebab kanker) di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Norwegia, dan Finlandia.
4. Allura Red
jika mengkonsumsi Allura red menderita gatal-gatal atau ruam kulit selama empat minggu atau lebih diikutkan dalam program diet yang sama sekali tidak mengandung Allura Red dan makanan lain yang diketahui dapat menyebabkan ruam atau gatal-gatal. Setelah tiga minggu tidak ada gejala, seseorang kembali diberi makanan yang mengandung Allura Red dan dimonitor. Dari pengujian itu, 15% kembali menunjukkan gejala ruam atau gatal-gatal.
5. Quinoline Yellow (E104)
pewarna ini dianggap meningkatkan risiko hiperaktivitas dan serangan asma.
      Peranan Pewarna Buatan pada makanan adalah
1) Untuk meningkatkan kualitas produk (dari segi warna).
2) Untuk memberi kesan menarik bagi konsumen.
3) Menyeragamkan warna makanan dan membuat identitas produk pangan.
4) Untuk menstabilkan warna atau untuk memperbaiki variasi alami warna. Dalam hal ini penambahan warna bertujuan untuk untuk menutupi kualitas yang rendah dari suatu produk sebenarnya tidak dapat diterima apalagi bila menggunakan zat pewarna yang berbahaya.
5) Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara atau temperatur yang ekstrim akibat proses pengolahan dan selama penyimpanan.
6) Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar matahari selama produk disimpan

B. SARAN
Alternatif lain untuk menggantikan penggunaan zat pewarna sintetis adalah dengan menggunakan pewarna alami seperti ekstrak daun suji, kunyit dan ekstrak buah-buahan yang pada umumnya lebih aman. Di samping itu masih ada pewarna alami yang diijinkan digunakan dalam makanan antara lain caramel, beta-karoten, klorofil dan kurkumin.

DAFTAR PUSTAKA
.
Dr. Ir. Leni Herliani Afrianti, MS.2008. Teknologi Pengawetan Pangan. Alfabeta:Bandung
http://www.halalguide.info/2009/05/25/dilema-pewarna-makanan/ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar