Nama : Asulhaji
Stambuk : TM125111
Tenaga Penyuluh Lapangan
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I
AKADEMI TEKNIK INDUSTRI MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, beberapa zat pewarna telah
mengalami perkembangan seperti halnya zat pewarna hasil rekayasa teknologi yang
ikut berkembang. Warna merupakan salah satu factor penentu yang dilihat oleh
seseorang sebelum memutuskan untuk memilih suatu barang yang termasuk di
dalamnya adalah makanan dan minuman. Makanan yang memiliki warna cenderung
lebih menarik untuk dipilih konsumen daripada makanan yang tidak berwarna.
Pemakaian pewarna sintetik pada makanan dan minuman telah banyak digunakan,
khususnya zat pewarna. masih banyak
ditemukan pemakaian zat pewarna yang berbahaya bagi manusia, contohnya :
Rhodamin B, Sudan I, Metanil Yellow, Citrus Red, Violet, dan lain-lain. Pewarna-pewarna
tersebut dinyatakan berbahaya oleh peraturan Menteri kesehatan RI
Nomor.239/Men.Kes/Per/V/85. Harga pada makanan yang menggunakan pewarna
sintetik biasanya relative lebih murah dan lebih menarik jika dibandingkan
dengan zat pewarna untuk makanan.
Pengetahuan tentang pewarna makanan yang rendah, memungkinkan
produsen menggunakan Rhodamin B sebagai bahan tambahan makanan. Makanan yang
mengandung Rhodamin B, warnanya lebih mencolok daripada makanan yang berwarna
alami. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat
pada pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan tersebut antara lain disebabkan
ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan di samping itu harga
zat pewarna untuk industri jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat
pewarna untuk pangan.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
pokok permasalahan yang akan penulis uraikan, dirumuskan
berdasarkan pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
1.
Pengertian pewarna alami dan buatan ?
2.
jenis pewarna sintetis/buatan yang populer dan
efek samping yang ditimbulkan ?
3.
Peranan Pewarna
Buatan pada Makanan ?
C.
TUJUAN
Tujuan dari
makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.
Untuk mengetahui yang di maksud dengan pewarna
alami dan biatan serta Bahaya Pewarna sinteik bagi kesehatan
2.
Bagaimana cara memilih pewarna sintetik dari
pada bahan alami
3.
Untuk mengetahui Cara membuat Warna sintetik
dan Jenis-jenis warna sintetis
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bahan Pewarna Makanan
Bahan pewarna secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu
benda berwarna yang memiliki afinitas kimia terhadap benda yang diwarnainya.
Bahan pewarna pada umumnya memiliki bentuk cair dan larut di air. Pemberian
warna pada makanan umumnya bertujuan agar makanan terlihat lebih segar dan
menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya. Pada berbagai
situasi, proses pewarnaan menggunakan mordant untuk meningkatkan kemampuan
menempel bahan pewarna. Bahan pewarna dan pigmen terlihat berwarna karena
mereka menyerap panjang gelombang tertentu dari cahaya. Berlawanan dengan bahan
pewarna, pigmen pada umumnya tidak dapat larut, dan tidak memiliki afinitas
terhadap substrat.
1.
Tujuan Pemberian Bahan Pewarna Makanan
Penambahan bahan pewarna makanan
mempunyai beberapa tujuan, di antaranya adalah :
a.
Memberi
kesan menarik bagi konsumen
b.
Menyeragamkan
dan menstabilkan warna
c.
Menutupi
perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan
d.
Memberi
identitas pada makanan/minuman
2.
Jenis Pewarna Makanan
Pewarna pada makanan dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
Pewarna pada makanan dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
Pewarna Alami
Pewarna alami diperoleh
dari tanaman ataupun hewan yang berupa pigmen. Beberapa pigmen alami yang
banyak terdapat di sekitar kita antara lain: klorofil (terdapat pada daun-daun
berwarna hijau), karotenoid (terdapat pada wortel dan sayuran lain berwarna oranye-merah).
Umumnya, pigmen-pigmen ini bersifat tidak cukup stabil terhadap panas, cahaya,
dan pH tertentu. Pewarna alami dapat kita temukan pada :
a.
Buah Bit (pemberi warna pink atau merah keunguan).
Buah
berwarna merah tua ini mengandung vitamin A (karotenoid), vitamin B1, B2,
vitamin C dan asam folat. Manfaatnya antara lain membantu mengobati penyakit
hati dan empedu, penghamcur sel kanker dan tumor, mencegah anemia, menurunkan
kolesterol dan membantu produksi sel darah merah.
b.
Wortel (pemberi warna kuning / jingga).
Wortel bermanfaat dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah, serta membantu pertahanan tubuh dari resiko kanker, terutama kanker paru-paru, kanker larynk (tenggorokan), esophagus (kerongkongan), prostat, kandung kemih, dan leher rahim.
Wortel bermanfaat dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah, serta membantu pertahanan tubuh dari resiko kanker, terutama kanker paru-paru, kanker larynk (tenggorokan), esophagus (kerongkongan), prostat, kandung kemih, dan leher rahim.
c.
Kunyit (pemberi warna kuning).
Kunyit
mengandung curcumin, suatu zat berwarna kuning.Jenis tanaman obat ini berguna
sebagai obat anti gatal dan anti kejang, mengurangi pembengkakan, dan menyembuhkan
hidung tersumbat.
d.
Sawi
(pemberi warna hijau).
Sayuran
ini kaya akan protein,lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, vitamin A, vitamin B dan
vitamin C. Manfaatnya untuk mengurangi rasa gatal ditenggorokan pada penderita
batuk, penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih kepala, bahan pembersih
darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar percernaan.
e.
Daun
Selada (pemberi warna hijau).
Daun
selada air juga bermanfaat bagi kesehatan. Selain kaya serat, sayuran berwarna
hijau muda ini juga mengurangi resiko terjadinya kanker, katarak, menurunkan
resiko gangguan jantung dan terjadinya stroke, mengurangi ganguan anemia,
meringankan insomnia(sulit tidur), serta membantu kerja pencernaan dan
kesehatan organ hati.
f.
Daun
Suji dan Daun Pandan (pemberi warna hijau).
Daun
suji biasa dipakai sebagai pemberi warna hijau pada makanan. Karena keindahan
bentuk daunnya, tanaman ini seringkali digunakan sebagai tanaman hias. Agar
lebih sempurna, daun suji seringkali dicampur dengan daun pandan sehingga
selain memberi warna sekaligus juga memberi aroma harum pada makanan, kue dan
minuman. Daun suji lebih sering dipakai sebagai pewarna pada kue jajan pasar
dan minuman. Daun pandan juga bisa memberikan warna pada masakan dengan cara
menumbuk dan memeras airnya, namun efek warnanya tidak sekuat daum suji.
g.
Gula
merah,
selain
sebagai pemanis juga memberikan warna cokelat pada makanan, misalnya pada bubur
dan dodol.
h.
Buah kakao merupakan penghasil cokelat dan memberikan warna cokelat pada
makanan, misalnya es krim, susu cokelat, atau kue kering
i.
Kayu Secang (Pemberi warna merah)
Secang (Caesalpinia sappan L.)
adalah tanaman berkayu yang biasa dimanfaatkan bagian batangnya. Cara
menggunakannya, batang basah diserut dan dikeringkan. Serutan batang kayu
secang kering direbus dengan air dan disaring, baru dicampurkan ke dalam adonan
atau bahan yang akan diwarnai. Secang memberikan warna merah. Kayu secang dapat
diperoleh di toko yang menjual jamu tradisional.
j.
Angkak (Pemberi warna merah)
Warna
merah angkak sangat potensial sebagai pengganti warna merah sintetis. Saat ini
angkak digunakan pada berbagai produk makanan seperti pada pembuatan anggur,
keju, sayuran, pasta ikan, kecap ikan, minuman beralkohol, aneka kue, serta
produk olahan daging seperti sosis.
Angkak digunakan dengan cara diseduh air panas, air seduhan pertama dibuang karena rasanya pahit. Baru pada seduhan ketiga disaring, lalu haluskan. Pewarna merah juga dapat diperoleh dari kulit bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L) dengan cara diseduh air panas terlebih dahulu sebelum digunakan, atau diperoleh dari bit yang direbus lalu diambil airnya, atau diblender bitnya.
Angkak digunakan dengan cara diseduh air panas, air seduhan pertama dibuang karena rasanya pahit. Baru pada seduhan ketiga disaring, lalu haluskan. Pewarna merah juga dapat diperoleh dari kulit bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L) dengan cara diseduh air panas terlebih dahulu sebelum digunakan, atau diperoleh dari bit yang direbus lalu diambil airnya, atau diblender bitnya.
k.
Bunga Telang (Pemberi warna biru)
Bunga
telang berwarna biru keunguan yang banyak tumbuh di Asia. Warna biru keunguannya
dapat digunakan sebagai pewarna alami biru pada makanan. Cara menggunakan: cuci
bersih bunga telang, remas-remas atau tumbuk dengan sedikit air matang, lalu
saring. Bisa juga dengan merebus bunga talang hingga bunga layu dan airnya
berwarna biru, kemudian saring dan diambil airnya. Alternatif lain bisa juga
dengan cara merendam bunga telang dengan air panas hingga airnya berwarna biru,
remas-remas, saring, dan ambil airnya. Untuk menyimpan dalam waktu lama, bunga
telang bisa dikeringkan dengan cara dijemur di sinar matahari, lalu masukkan ke
dalam kemasan yang kering dan tertutup.
l.
Kluwek, Abu Merang dan tinta cumi (Pemberi warna hitam)
Untuk
hidangan atau kue yang berwarna hitam dapat digunakan abu merang yang dibuat
dari merang yang dibakar, lalu diayak atau bisa juga kluwek kualitas baik
dipecahkan, lalu diambil daging buahnya untuk kemudian dihaluskan dan dicampur
dengan bumbu lainnya. Warna hitam juga dapat diambil dari tinta cumi yang
dilarutkan dengan air.
2.
Pewarna Buatan/Pewarna Sintesis
Zat
pewarna sintesis, secara umum dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu zat
pewarna asam dan zat pewarna dasar.
Contoh pewarna dari jenis asam adalah amaranth dan tartrazine. Sebagian besar pewarna yang dinyatakan aman untuk digunakan, dipakai sebagian pewarna makanan dan sediaan obat-obatan. Pewarna tersebut merupakan garam natrium dari asam sulfat.
Contoh pewarna dari jenis asam adalah amaranth dan tartrazine. Sebagian besar pewarna yang dinyatakan aman untuk digunakan, dipakai sebagian pewarna makanan dan sediaan obat-obatan. Pewarna tersebut merupakan garam natrium dari asam sulfat.
Zat
pewarna juga digunakan sebagai zat diagnostic, desinfektan dan zat dalam proses
pengobatan. Zat warna merah, seperti garam aluminium atau kalsium dari zat
warna larut air, sering kali ditambahkan pada aluminium hidroksida, dan sering
digunakan sebagai pewarna pada tablet dan gelatin pada kapsul. Stabilitas warna
dari zat pewarna dipengaruhi oleh cahaya, pH, oksidator, reduktor, dan
surfaktan.
Beberapa jenis pewarna buatan yaitu
:
a. Tartrazine (E102 atau Yellow 5)
a. Tartrazine (E102 atau Yellow 5)
Tartrazine
adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan obat-obatan.
Selain berpotensi meningkatkan hiperaktivitas anak, pada sekitar 1-10 dari
sepuluh ribu orang, tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti
urtikaria (ruam kulit), rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan
anafilaksis sistemik (shock). Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada
penderita asma atau orang yang sensitif terhadap aspirin.
b. Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)
b. Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)
Sunset
Yellow adalah pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es
krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan. Untuk sekelompok
kecil individu, konsumsi pewarna aditif ini dapat menimbulkan urtikaria,
rinitis, alergi, hiperaktivitas, sakit perut, mual, dan muntah.
Dalam
beberapa penelitian ilmiah, zat ini telah dihubungkan dengan peningkatan
kejadian tumor pada hewan dan kerusakan kromosom, namun kadar konsumsi zat ini
dalam studi tersebut jauh lebih tinggi dari yang dikonsumsi manusia. Kajian
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menemukan bukti insiden tumor meningkat
baik dalam jangka pendek dan jangka panjang karena konsumsi Sunset Yellow.
c. Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)
c. Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)
Ponceau
4R adalah pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai produk, termasuk
selai, kue, agar-agar dan minuman ringan. Selain berpotensi memicu
hiperaktivitas pada anak, Ponceau 4R dianggap karsinogenik (penyebab kanker) di
beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Norwegia, dan Finlandia. US Food and
Drug Administration (FDA) sejak tahun 2000 telah menyita permen dan makanan
buatan Cina yang mengandung Ponceau 4R. Pewarna aditif ini juga dapat
meningkatkan serapan aluminium sehingga melebihi batas toleransi.
d. Allura Red (E129)
d. Allura Red (E129)
Allura
Red adalah pewarna sinetis merah jingga yang banyak digunakan pada permen dan
minuman. Allura Red sudah dilarang di banyak negara lain, termasuk Belgia, Perancis,
Jerman, Swedia, Austria dan Norwegia. Sebuah studi menunjukkan bahwa reaksi hipersensitivitas
terjadi pada 15% orang yang mengkonsumsi Allura Red. Dalam studi itu, 52
peserta yang telah menderita gatal-gatal atau ruam kulit selama empat minggu
atau lebih diikutkan dalam program diet yang sama sekali tidak mengandung
Allura Red dan makanan lain yang diketahui dapat menyebabkan ruam atau
gatal-gatal. Setelah tiga minggu tidak ada gejala, para peserta kembali diberi
makanan yang mengandung Allura Red dan dimonitor. Dari pengujian itu, 15%
kembali menunjukkan gejala ruam atau gatal-gatal.
e. Quinoline Yellow (E104)
e. Quinoline Yellow (E104)
Pewarna
makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan minuman energi.
Zat ini sudah dilarang di banyak negara termasuk Australia, Amerika, Jepang dan
Norwegia karena dianggap meningkatkan risiko hiperaktivitas dan serangan asma.
f. Rhodamine B
f. Rhodamine B
Rhodamin
B adalah salah satu pewarna sintetik yang tidak boleh dipergunaan untuk
makanan. Rhodamin B memiliki rumus molekul C28H31N2O3Cl, dengan berat molekul
sebesar 479.000. Rhodamin B berbentuk kristal hijau atau serbuk ungu
kemerah-merahan, sangat mudah larut dalam air yang akan menghasilkan warna
merah kebiru-biruan dan berflourensi kuat. Selain mudah larut dalam air juga
larut dalam alkohol, HCl dan NaOH.
Nama Lain Rhodamine B:
1) Acid Bruliant Pink B
2) ADC Rhodamine B
3) Aizen Rhodamine BH
4) Aizen Rhodamine BHC
5) Akiriku Rhodamine B
6) Briliant Pink B
7) Calcozine Rhodamine BL
8) Calcozine Rhodamine BX
9) Calcozine Rhodamine BXP
10) Cerise Toner
11) [9-(orto-Karboksifenil)-6-(dietilamino)-3H-xantin-3-ylidene]dietil ammonium klorida
12) Cerise Toner X127
13) Certiqual Rhodamine
14) Cogilor Red 321.10
15) Cosmetic Briliant Pink Bluish D conc
16) Edicol Supra Rose B
17) Elcozine rhodamine B
18) Geranium Lake N
19) Hexacol Rhodamine B Extra
20) Rheonine B
21) Symulex Magenta
22) Takaoka Rhodmine B
23) Tetraetilrhodamine
Nama Lain Rhodamine B:
1) Acid Bruliant Pink B
2) ADC Rhodamine B
3) Aizen Rhodamine BH
4) Aizen Rhodamine BHC
5) Akiriku Rhodamine B
6) Briliant Pink B
7) Calcozine Rhodamine BL
8) Calcozine Rhodamine BX
9) Calcozine Rhodamine BXP
10) Cerise Toner
11) [9-(orto-Karboksifenil)-6-(dietilamino)-3H-xantin-3-ylidene]dietil ammonium klorida
12) Cerise Toner X127
13) Certiqual Rhodamine
14) Cogilor Red 321.10
15) Cosmetic Briliant Pink Bluish D conc
16) Edicol Supra Rose B
17) Elcozine rhodamine B
18) Geranium Lake N
19) Hexacol Rhodamine B Extra
20) Rheonine B
21) Symulex Magenta
22) Takaoka Rhodmine B
23) Tetraetilrhodamine
Rhodamin
B sampai sekarang masih banyak digunakan untuk mewarnai berbagai jenis makanan
dan minuman (terutama untuk golongan ekonomi lemah), seperti kue-kue basah,
saus, sirup, kerupuk dan tahu (khususnya Metanil Yellow), dan lain-lain.
Menurut Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, ciri-ciri makanan yang diberi
Rhodamin B adalah warna makanan merah terang mencolok. Biasanya makanan yang
diberi pewarna untuk makanan warnanya tidak begitu merah terang mencolok.
B.
Bahaya Pewarna
sintetik Bagi kesehatan
Seiring dengan
meluasnya pemakaian pewarna sintetik, sering terjadipenyalahgunaan pewarna pada makanan. Sebagai contoh digunakannya
pewarnatekstil untuk makanan sehingga membahayakan konsumen. Zat pewarna
tekstildan pewarna cat biasanya mengandung logam berat, seperti: arsen, timbal,
danraksa sehingga bersifat racun. Beberapa
bahan pewarna yang harus dibatasi penggunannya diantaranyaadalah amaran,
allura merah, citrus merah, caramel, erithrosin, indigotine, karbonhitam dan
karkumin.Amaran dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan tumor, reaksi
alergipada pernafasan dan dapat mengakibatkan hiperarki pada anak-anak.
Alluramerah dapat memicu kanker limpa, sedangkan caramel dapat menimbulkan
efek pada system saraf dan dapat
menyebabkan gangguan kekebalan. Penggunaantatrazine maupun sunset yellow
yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi,khususnya bagi orang yang
sensitive pada asam asetilsiklik dan asam benzoate,selain dapat mengakibatkan
asma dapat pula menyebabkan hiperarki pada anak.Fast green FCF yang berlebihan akan menyebabkan reaksi alergi dan
produksitumor, sedangkan sunset yellow dalam jumlah yang besar dapat
menyebabkanradang selaput lender pada hidung, sakit pinggang, muntah-muntah dan
gangguanpencernaan. Indigotine dalam dosis tertentu mengakibatkan hiperaktif
pada anak-anak. Pemakaian eritrosin akan mengakibatkan reaksi alergi pada
pernafasan,hiperaktif pada anak dan efek yang kurang baik pada otak dan
perilaku, sedangkanponcean SX dapat mengakibatkan kerusakan system urin,
kemudian dapatmemicu timbulnya tumor.
Begitu juga dengan zat pewarna yang berbahaya
seperti rhodamin B,pemakaian zat warna ini tidak diizinkan karena dapat
menimbulkan bahaya bagikonsumen. Bahan ini apabila dikonsumsi dapat menyebabkan
gangguan padafungsi hati bahkan kanker hati.
C.
Mengapa memilih
Pewarna Sintetik daripada Bahan alami
Dalam Penambahan atau penggunaan bahan pewarna makanan mempunyai beberapa
tujuan:
1. Untuk
memberi kesan menarik bagi konsumen.
2.
Menyeragamkan warna makanan dan membuat identitas produk pangan.
3. Untuk
menstabilkan warna atau untuk memperbaiki variasi alami warna. Dalam hal ini
penambahan warna bertujuan untuk untuk menutupi kualitas yang rendah dari suatu
produk sebenarnya tidak dapat diterima apalagi bila menggunakan zat pewarna
yang berbahaya.
4. Untuk
menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara atau temperatur yang
ekstrim akibat proses pengolahan dan selama penyimpanan.
5. Untuk
menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar matahari selama
produk disimpan.
C. Cara Membuat Warna Alami
Proses
pembuatan zat pewarna sintetik biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat
atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat
lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai
produk akhir, harus melalui suatu senyawa antara yang kadang-kadang berbahaya
dan sering kali tertinggal dalam hasil akhir, atau terbentuk senyawa-senyawa
baru yang berbahaya. Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa
kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,00014 persen dan timbal tidak boleh
lebih dari 0,001 persen, sedangkan logam berat lainnnya tidak boleh ada.
Kelarutan pewarna sintetik ada dua macam yaitu
dyes dan lakes. Dyes adalah zat warna yang larut air dan diperjual belikan
dalam bentuk granula, caira
, campuran warna dan
pasta. Digunakan untuk mewarnai minuman berkarbonat, minuman
ringan,
roti, kue-kue produk susu, pembungkus sosis, dan lain-lain. Lakes adalah pigmen
yang dibuat melalui pengendapan dari penyerapan dye pada bahan dasar, biasa
digunakan pada pelapisan tablet, campuran adonan kue, cake dan donat.
D.
Jenis Jenis
Warna Sintetik
Pewarna
makanan mengandung afinitas kimia, untuk mewarnai makanan seperti kue dan
biskuit. Beragam jenis warna yang diberikan pada makanan bertujuan untuk
menarik perhatian penikmatnya. Selain pewarna alami juga banyak dipakai pewarna
sintetis.
Berikut jenis jenis pewarna sintetik pada
makanan
NO
|
Pewarna
sintetis
|
Warna
|
Mudah larut
di air
|
1
|
Rhodamin B
|
Merah
|
Tidak
|
2
|
Methanil Yellow
|
Kuning
|
Tidak
|
3
|
Malachite Green
|
Hijau
|
Tidak
|
4
|
Sunset Yelow
|
Kuning
|
Ya
|
5
|
Tatrazine
|
Kuning
|
Ya
|
6
|
Brilliant Blue
|
Biru
|
Ya
|
7
|
Carmoisine
|
Merah
|
Ya
|
8
|
Erythrosine
|
Merah
|
Ya
|
9
|
Fast Red E
|
Merah
|
Ya
|
10
|
Amaranth
|
Merah
|
Ya
|
11
|
Indigo Carmine
|
Biru
|
Ya
|
12
|
Ponceau 4R
|
Merah
|
Ya
|
E.
Kelebihan Dan Kelemahan Pewarna Alami
1. Kelebihan
a. Lebih aman untuk dikonsumsi
b. Tidak memiliki efek samping
b. Tidak memiliki efek samping
2. Kelemahan
a. Warna yang dihasilkan kurang stabil, mudah berubah oleh pengaruh tingkat keasaman tertentu
b. Untuk mendapatkan warna yang bagus diperlukan bahan pewarna dalam jumlah banyak
c. Pilihan warna kurang banyak
d. Kadang-kadang memberi rasa dan aroma yang agak menggangg
a. Warna yang dihasilkan kurang stabil, mudah berubah oleh pengaruh tingkat keasaman tertentu
b. Untuk mendapatkan warna yang bagus diperlukan bahan pewarna dalam jumlah banyak
c. Pilihan warna kurang banyak
d. Kadang-kadang memberi rasa dan aroma yang agak menggangg
F. Kelebihan Dan Kelemahan Pewarna Buatan
1. Kelebihan
a. Kestabilan warna lebih tinggi (tahan lama)
b. Praktis dan ekonomis
c. Warna yang dihasilkan lebih beraneka ragam
d. Pilihan warna lebih banyak
e. Biasanya tidak menghasilkan rasa dan aroma yang mengganggu
f. Mudah disimpan
a. Kestabilan warna lebih tinggi (tahan lama)
b. Praktis dan ekonomis
c. Warna yang dihasilkan lebih beraneka ragam
d. Pilihan warna lebih banyak
e. Biasanya tidak menghasilkan rasa dan aroma yang mengganggu
f. Mudah disimpan
2. Kelemahan
a. Memiliki efek negatif pada tubuh
b. Membuat hiperaktif pada anak
c. Tidak semua bahan pewarna buatan cocok digunakan pada makanan
d. Banyak yang bersifat karsinogen (penyebab kanker)
a. Memiliki efek negatif pada tubuh
b. Membuat hiperaktif pada anak
c. Tidak semua bahan pewarna buatan cocok digunakan pada makanan
d. Banyak yang bersifat karsinogen (penyebab kanker)
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Bahan
pewarna adalah suatu benda berwarna yang
memiliki afinitas kimia terhadap benda yang diwarnainya yang bertujuan agar
makanan terlihat lebih segar dan menarik sehingga menimbulkan selera orang
untuk memakannya.
Pewarna alami
adalah pewarna
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan yang lebih aman untuk dikonsumsi.
Pewarna
Sintetik adalah pewarna yang biasanya dibuat dipabrik-pabrik
dan berasal dari suatu zat kimia.
1. Tartrazine
tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit), rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik (shock). Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada penderita asma atau orang yang sensitif terhadap aspirin.
tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit), rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik (shock). Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada penderita asma atau orang yang sensitif terhadap aspirin.
2. Sunset
Yellow Pewarna
ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi, hiperaktivitas, sakit perut,
mual, dan muntah.
3. Ponceau 4R berpotensi
memicu hiperaktivitas pada anak, Ponceau 4R dianggap karsinogenik (penyebab
kanker) di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Norwegia, dan Finlandia.
4. Allura Red
jika mengkonsumsi Allura red menderita gatal-gatal atau ruam kulit selama empat minggu atau lebih diikutkan dalam program diet yang sama sekali tidak mengandung Allura Red dan makanan lain yang diketahui dapat menyebabkan ruam atau gatal-gatal. Setelah tiga minggu tidak ada gejala, seseorang kembali diberi makanan yang mengandung Allura Red dan dimonitor. Dari pengujian itu, 15% kembali menunjukkan gejala ruam atau gatal-gatal.
jika mengkonsumsi Allura red menderita gatal-gatal atau ruam kulit selama empat minggu atau lebih diikutkan dalam program diet yang sama sekali tidak mengandung Allura Red dan makanan lain yang diketahui dapat menyebabkan ruam atau gatal-gatal. Setelah tiga minggu tidak ada gejala, seseorang kembali diberi makanan yang mengandung Allura Red dan dimonitor. Dari pengujian itu, 15% kembali menunjukkan gejala ruam atau gatal-gatal.
5. Quinoline Yellow
(E104)
pewarna ini dianggap meningkatkan risiko hiperaktivitas dan serangan asma.
pewarna ini dianggap meningkatkan risiko hiperaktivitas dan serangan asma.
1) Untuk meningkatkan kualitas produk (dari
segi warna).
2) Untuk memberi kesan menarik bagi konsumen.
3) Menyeragamkan warna makanan dan membuat
identitas produk pangan.
4) Untuk
menstabilkan warna atau untuk memperbaiki variasi alami warna. Dalam hal ini
penambahan warna bertujuan untuk untuk menutupi kualitas yang rendah dari suatu
produk sebenarnya tidak dapat diterima apalagi bila menggunakan zat pewarna
yang berbahaya.
5) Untuk
menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara atau temperatur yang
ekstrim akibat proses pengolahan dan selama penyimpanan.
6)
Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar matahari
selama produk disimpan
B. SARAN
Alternatif lain
untuk menggantikan penggunaan zat pewarna sintetis adalah dengan menggunakan
pewarna alami seperti ekstrak daun suji, kunyit dan ekstrak buah-buahan yang
pada umumnya lebih aman. Di samping itu masih ada pewarna alami yang diijinkan
digunakan dalam makanan antara lain caramel, beta-karoten, klorofil dan
kurkumin.
DAFTAR PUSTAKA
.
Dr.
Ir. Leni Herliani Afrianti, MS.2008. Teknologi Pengawetan Pangan.
Alfabeta:Bandung
http://www.halalguide.info/2009/05/25/dilema-pewarna-makanan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar