Selasa, September 02, 2014

Sebelum Menikah

Apa yang Dipersiapkan Sebelum Menikah?
MUNGKIN ada yang bertanya, apa yang dipersiapkan sebelum menikah? Karena itulah, insya Alloh tulisan ini akan mengupas hal itu.
1. Untuk Laki-Laki
A. Persiapan Ilmu
Sebagai seorang calon suami, Anda harus memiliki kekayaan pengetahuan. Baik itu bidang agama, maupun berkaitan dengan muamalah sosial karena yang namanya berumahtangga, kita memiliki banyak tanggungjawab. Dan tanggung jawab itu bermodalkan ilmu.
Bagaimana mungkin seorang suami mau meluruskan pemahaman keliru istri, mana yang bid'ah dan mana yang sunnah, kalau ia tidak mempelajari hakikat bid'ah dan sunnah?
Secara ringkas, seorang suami wajib mempelajari ilmu tentang:
- Tauhid
- Akhlak
- Fiqih
- Manhaj
- Kesabaran
- Kesyukuran
- Hidup Qona'ah
- Pendidikan Anak
- Hak-hak dan Kewajiban Pasangan
- Dan lain-lain
B. Meminta Pertolongan Kepada Alloh
Seorang calon suami hendaknya senantiasa berdoa kepada Alloh agar diberikan pasangan yang sholihah. Karena sebaik-baik ketentuan adalah ketentuan-Nya.
C. Perbaiki Niat
Menikah bukan karena harta, pangkat, dan wanita semata. Namun, menikah adalah untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Alloh azza wa jalla.
Karena itulah, menikah adalah keputusan yang dewasa bagi orang yang beriman agar semakin dekat kepada-Nya.
D. Tubuh yang Sehat
Seorang lelaki tidak boleh merokok atau hal-hal yang dapat membahayakan kesehatannya. Karena hal itu menyelamatkan kesehatan keluarganya kelak.
E. Kesiapan Menafkahi Keluarga
Tidak perlu mapan, yang penting siap memperbaiki kualitas hidup. Jangan malas, tapi semangatlah mencari rezki.
Ada baiknya sudah memiliki pekerjaan yang bisa diharapkan, jangan menganggur.
F. Mencintai Dunia Anak
Belajarah sejak dini pendidikan Islam terkait dunia anak. Jangan menjadi orang tua dadakan, sehingga mengikuti pola nenek moyang. Bacalah karya Syaikh Jamil Zainu, Syaikh Fadhli Ilah, dll. Belajarlah mencintai anak karena Nabi Shollallohu alaihi wasallam pun mencintai anak-anak.
G. Konsultasi dengan Para Ustadz
Salah satu guru yang baik adalah pengalaman. Maka mintalah pandangan-pandangan para ustadz yang berpengalaman tentang bahtera rumah tangga. Supaya Anda mendapatkan modal, pengetahuan baru, dan solusi-solusi saat berumah tangga.
Karena berumahtangga itu diusahakan sampai mati, maka jangan bermain-main tanpa ilmu. Sudah banyak kasus rumah tangga yang retak karena dilandasi oleh semangat saja, tanpa meminta nasehat dari orang yang berilmu.
Datangilah rumah para ustadz, bila memang Anda serius ingin menyempurnakan 1/2 agama. Kalau perlu mintalah bantuan para ustadz untuk dicarikan jodoh. Insya Alloh pilihan mereka baik.
H. Konsultasi dengan Orangtua
Jangan mengagetkan orang tua, besok sudah mau melamar, hari ini baru memberitahu orang tua. Mereka adalah yang melahirkan dan mendidik Anda sejak kecil, sungguh sangat disayangkan jika persoalan penting seperti ini mereka tidak mendapatkan andil. Berbaktilah kepada mereka dalam bentuk meminta restu, meminta keridhoan dan meminta agar didoakan mendapatkan istri yang sholehah.
Tiga atau enam bulan sebelum Anda ingin menikah, bermusyawaralah bahwa Anda sudah dewasa dan siap untuk menikah.
I. Berfikir tentang Tempat Tinggal Setelah Menikah
Rumah orang tua, rumah mertua, rumah sendiri atau rumah kontrakan: adalah pilihan tempat tinggal yang berat setelah menikah. Masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya. Yang jelas, Ustadz Khidir hafidzahulloh mengatakan bahwa orang yang sudah menikah hendaknya tinggal di rumah sendiri atau minamal mengontrak karena di rumah tersebut sang istri bisa berkuasa penuh menghandle secara utuh rumah tangga.
Sekali lagi, hal ini juga perlu pertimbangan khusus.
J. Jangan Maksiat Sebelum Nikah
Pacaran, ta'arufan, pendekatan, LDR, atau apapun namanya adalah modal awal memperburuk rumah tangga kelak. Ia akan merusak tatanan kebahagiaan rumah tangga. Pacaran adalah maksiat yang efeknya sampai pada pernikahan.
Maka, tinggalkan jejak harom ini. Jangan sering menonton TV, dengar musik, bergaul dengan teman buruk, karena semua ini memicu untuk berpacaran.
Jangan pernah Anda SMS-an dengan akhwat, inbox-inboxan, ketemuan, semua ini bukanlah perilaku yang baik dalam akhlak seorang muslim.
Sibuklah menuntut ilmu di saat ingin menikah, karena yang demikian itu akan mendatangkan rezki yang berberkah.
Demikianlah modal atau adab bagi seorang lelaki di masa persiapan menikah.
2. Untuk Wanita
Adapun untuk wanita, sama saja kesiapannya pada poin A, B, C, D, F, G, (konsultasi ke ustadzah), dan J. Untuk poin tambahan selanjutnya:
- Meminta kepada Orangtua Agar Dipermudah dalam Pernikahan
Jangan Anda kawin lari, jangan nikah tanpa wali, karena nikahnya tidak syah.
Sejak Anda siap mau menikah, hendaknya berbicara dengan lembut kepada orangtua agar dipermudah dan diperlancar dalam pernikahan jika ada yang melamar dan Anda juga tidak menolak jika Anda sudah cocok dengan calon.
Mudahkan mahar, ringankan panaik (biaya pesta), acara pernikahan yang tidak melanggar syariat: ini semua Anda harus bicarakan kepada orangtua supaya kelak tidak menimbulkan cekcok.
- Bisa Memasak
Bukan hanya bisa masak air. Tapi, kuasailah masak ikan, sayur, goreng tempe, goreng tahu, dan yang semisal dengannya. Jangan menjadi wanita instan, yang makanannya serba dibeli bahkan masih dimasakkan oleh orangtua. Malu. Ini semua budaya yang perlu diubah.
Ingat, persoalan memasak bukan hanya untuk menyenangkan perut suami, tetapi memasak adalah bentuk atau cara melayani tamu dengan optimal, dan juga memberikan hadiah buat tetangga lewat sajian masakan.
Pelajarilah lebih awal, agar kelak tak menjadi istri yang kaku. Sejak dini, lihatlah ibu Anda saat memasak, temani dia saat kerja ikan, goreng ikan, dll.
Ibu Anda adalah guru persoalan seperti ini.
Demikianlah persiapan bagi seorang muslimah ketika masa persiapan menikah.
Semoga apa yang kami paparkan ini memberikan faedah buat para pembaca. Semoga Alloh azza wa jalla memberi taufik kepada kita semua.
(Penulis: Abu Hanin & Ummu Hanin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar